Breaking News

SE Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025, Ada Nilai Positif Dibaliknya Untuk Tetap Menjaga Kebersihan Lingkungan

BALI.SATUSUARA.CO.ID #
Denpasar - Bali || SMK PGRI 4 Denpasar tidak hanya sebatas mengajarkan peserta didiknya di akademis maupun non akademis saja, melainkan juga mendidik siswa agar lebih disiplin dalam menjaga lingkungan disekitar tetap bersih. 

Dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang gerakan bersih sampah plastik sekali pakai. 

"Bagi sekolah kami ini, penerbitan SE ini bisa menambah nilai-nilai kepedulian akan lingkungan bersih," kata Ketua PGRI Kota Denpasar, I Ketut Suarya, Rabu (9/3/2025). 

Menurutnya, pentingnya menangani masalah sampah dari hulu dengan pendekatan berbasis pendidikan. 

“Membersihkan sampah itu penting, tetapi lebih penting lagi menanamkan cinta lingkungan dan budaya hidup bersih sejak dini," ucapnya. 

Sembari menyampaikan, peran guru juga memiliki peran besar dalam memberikan pencerahan kepada siswa agar senantiasa hidup bersih dan sehat. 

Guru juga dapat memberikan teladan kepada siswa dalam melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik di sekolah dan di rumah. 

Setelah itu, para siswa kedepannya akan lebih paham tentang cara membedakan, memisahkan, dan menampung sampah organik dan anorganik dengan menggunakan tempat sampah yang berbeda warna atau label.

Jika terus disiplin menjaga lingkungan bersih, para siswa juga akan memahami dengan baik cara mengolah sampah organik menjadi kompos, pupuk, atau biogas.

"Selain itu, paham cara mendaur ulang sampah anorganik menjadi produk baru yang bernilai jual nantinya," imbuhnya. 

 ‘’Dengan memberikan contoh yang baik, guru dapat menanamkan nilai-nilai dan kebiasaan positif kepada siswa dalam mengelola sampah,’’ katanya.

Ketut Suarya menambahkan, kalau para siswa rajin dan mau menjaga lingkungan sekolahnya tetap bersih, maka para guru wajib memberikan pujian, penghargaan, atau insentif kepada siswa yang melakukannya. 

"Guru juga dapat memberikan umpan balik, saran, atau kritik yang konstruktif kepada siswa yang belum melakukannya," tambahnya. 

Lanjutnya, kalau ada siswa yang sepenuhnya masih belum paham akan kebersihan lingkungan sekitar, maka guru juga dapat memberikan informasi, penjelasan, atau argumentasi yang meyakinkan kepada siswa tentang manfaat dan dampak dari pemilahan sampah organik dan anorganik bagi lingkungan dan kesehatan.

Karena pentingnya menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih, berharap para guru juga dapat mengintegrasikan materi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik dalam kurikulum sekolah. 

Khususnya dalam mata pelajaran IPA, IPS, PPKn, dan Bahasa Indonesia. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, seperti diskusi, demonstrasi, eksperimen, simulasi, proyek, atau permainan.

Guru juga dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, seperti buku, gambar, video, poster, leaflet, atau komik. Guru juga dapat mengajak siswa untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, seperti bank sampah, atau TPS3R.

‘’Dengan mengintegrasikan materi tentang pemilahan sampah organik dan anorganik dalam kurikulum, guru dapat memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang holistik dan berkelanjutan kepada siswa,’’ pungkasnya.(Bud)

Iklan Disini

Type and hit Enter to search

Close