BALI.SATUSUARA.CO.ID##
Denpasar-Bali || Provinsi Bali dengan kondisi geografis dan karakter wilayahnya sangat rentan terhadap dampak cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan gelombang tinggi. Seperti yang diketahui bersama bahwa pada 10 September 2025 lalu, masyarakat Bali terdampak cuaca ekstrem yang mengakibatkan beberapa wilayah di Bali diterjang banjir bandang. Tidak hanya kerusakan lingkungan, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan korban jiwa yang bahkan hingga saat ini masih belum ditemukan.
Bencana tersebut kemudian menjadi pembelajaran masyarakat Bali sebagai ujian Yang Maha Kuasa, untuk "mulat sarira" atau instropeksi diri, serta perlu dicarikan solusi untuk mengantisipasi risiko bencana akibat cuaca ekstrem, salah satunya melalui penyusunan Rencana Kontijensi Cuaca Ekstrem Provinsi Bali.
Melalui program Siap Siaga dukungan Pemerintah Australia dan Palang Merah Australia, PMI Provinsi Bali berkolaborasi dengan BPBD Provinsi Bali kemudiaan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan rencana cuaca ekstrem Provinsi Bali. Kegiatan ini dilaksanakan pada 15-16 Oktober 2025 berlokasi di City of Aventus Hotel, Denpasar dengan melibatkan 55 peserta dari instansi vertikal dan lembaga terkait, OPD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten/Kota se-Bali, dan Sub National Siap Siaga Team Bali.
Haji Agus Bambang Priyanto selaku Pengurus Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Provinsi Bali mengatakan penyusunan Rencana Kontijensi ini menjadi kebutuhan mendesak yang perlu dilakukan. Pemerintah perlu menyiapkan Rencana Kontijensi terkait cuaca ekstrem yang komprehensif dan terintegrasi dengan sistem peringatan dini sehingga risiko dapat diminimalisir.
"Melalui program PMI dalam mengantisipasi bencana ini dengan mengintegrasikan komponen Aksi Merespon Peringatan Dini (AMPD) dalam Rencana Kontingensi (Renkon), kita tidak hanya menyiapkan rencana, tetapi memastikan bahwa setiap peringatan dini yang diterima dapat segera diterjemahkan menjadi tindakan nyata untuk melindungi masyarakat," kata Haji Agus Bambang Priyanto dalam sambutannya saat pembukaan acara.
Lebih lanjut, Haji Bambang juga menjelaskan penyusunan renkon ini juga sebagai dukungan PMI kepada pemerintah dalam penanggulangan bencana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan. Ia berharap melalui kegiatan ini akan lahir dokumen rencana kontijensi yang aplikatif, berbasis data, dan selaras dengan kebijakan penanggulangan bencana, serta hasil kegiatan ini menjadi panduan kita bersama di dalam mewujudkan Bali yang tangguh terhadap cuaca ekstrem.
Hal senada juga dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Provinsi Bali sebagai Ida Bagus Gede Widnyana Putra, S.Kom., M.T. Lelaki yang akrab disapa Gus Wid mengatakan Rencana Kontijensi ini sebagai tindak lanjut dari proses penyusunan dokumen-dokumen penanggulangan bencana sebelumnya. Seperti yang diketahui, ada 14 potensi resiko bencana di Bali, termasuk di dalamnya adalah cuaca ekstrem. Dari keempat belas bencana tersebut, Provinsi Bali telah menetapkan prioritas bencana berdasarkan tingkat resiko serta luas dampak yang ditimbulkan.
"Jadi, yang akan kita tangani di tingkat provinsi pilihannya ada lima ada gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, epidemi dan wabah penyakit, serta cuaca ekstrem. Dari lima bencana tersebut, semua telah memiliki rencana kontijensinya dan cuaca ekstrem belum sempat disusun tetapi bencana sudah terjadi kemarin," kata Ida Bagus Gede Widnyana Putra, S.Kom., M.T.
Dengan banjir bandang yang sudah pernah terjadi di Bali, maka penyusunan renkon akan menjadi lebih mudah karena situasi dan permasalahan yang terjadi, kendala, regulasi, serta mekanisme koordinasinya dapat dibayangkan dengan baik. Hal-hal itulah yang akan dibahas dalam FGD kali ini. Dalam FGD ini juga mengharuskan pembentukan struktur Penanganan Darurat Bencana (PDB) yang menempatkan peserta FGD kali ini sebagai bagian dari strukturnya berikut dengan memetakan kapasitas yang dimiliki sehingga memudahkan dalam penanganan tanggap darurat mengingat renkon ini akan menjadi dasar rencana operasi apabila Bali dilanda cuaca ekstrem. (PMI Provinsi Bali/Yunia)
Social Footer